Pages

Saturday, October 15, 2011

Bercinta di Luar Angkasa untuk Selamatkan Peradaban Manusia

30 tahun lalu, satelit Voyager I, obyek berpenumpang pertama yang mencapai titik terjauh di angkasa.

Voyager I berhasil menjangkau 1 persen area Proxima Centauri, rasi bintang terdekat dari bumi. Jarak yang luas membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjelajahi seluruh area bintang ini, bahkan hingga mengelilingi alam semesta. Tapi para ilmuwan telah menemukan solusinya.

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), badan yang bertanggung jawab atas teknologi militer AS, mengaku yakin dapat menjelajah seisi alam semesta dalam waktu ‘hanya’ 100 tahun.

Karena perjalanan dengan kecepatan cahaya atau menghentikan waktu masih belum memungkinkan, satu-satunya cara untuk membuat hal ini jadi kenyataan ialah bereproduksi di luar angkasa. Ide ini diungkapkan dalam konferensi 100 Year Starship DARPA pekan ini.

Bercinta di luar angkasa dan menghasilkan keturunan yang dapat melanjutkan perjalanan selama 100 tahun ini disebut-sebut mampu mempertahankan peradaban manusia dan mencari kediaman baru di langit sana. Sayangnya tak sedikit ilmuwan yang menganggap ide ini mustahil.

“Melahirkan dalam gravitasi nol akan sangat menyakitkan, karena gravitasilah yang membantu kelancaran persalinan,” tutur Athena Andreadis, biologis dari University of Massachussetts, seperti dikutip Daily Mail, Senin (3/9).

“Berhubungan intim di ruang hampa udara juga sangat sulit, karena Anda tak memiliki daya tarik gravitasi. Hasilnya, Anda akan membentur dinding berkali-kali,” lanjut Andreadis.

Ya, bercinta dalam kondisi melayang memang terasa seperti dalam dongeng. Tapi ketiadaan gravitasi membuat pasangan sulit menyeimbangkan ritme gerakan satu sama lain.

Para peneliti lain menyebutkan, tinggal dalam titik nol gravitasi juga dapat berbahaya bagi anak-anak, serta menghambat kehamilan.

Tinggal berbulan-bulan di stasiun luar angkasa saja bisa menyebabkan resiko luar biasa bagi tubuh manusia. Terlalu lama jauh dari gravitasi bumi tak hanya menyebabkan kerusakan pada otot, tapi juga kesehatan tulang.

Ancaman bahaya dan komentar tajam dari para peneliti tak menyurutkan semangat DARPA, yang bukan kali ini saja melontarkan ide gilanya.

“DARPA dan NASA Ames Research Center telah berkoordinasi untuk mengambil langkah pertama untuk era baru dalam penjelajahan luar angkasa, perjalanan antar bintang,” tulis DARPA dalam rilisnya.

No comments:

Post a Comment